ads

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5



Dalam era saat ini, Semangat keislaman dan wirausaha harus bersinergi untuk menciptakan kondisi umat Islam yang mampu menjadi para muzakki (pembayar zakat) baru. Melihat kondisi muslim Indonesia mayoritas adalah pekerja, maka lembaga pendidikan memang harus berkontribusi untuk mencetak kader masyarakat menjadi seorang muzakki.

“Islam mengajarkan untuk membayar zakat, bukan mencari zakat. Memberi sedekah bukan mencari sedekah,” ujar pengasuh Pesantren Ekonomi Darul Uchwah KH Marsudi Syuhud, dalam pengajian rutin pagi. Seperti diterapkan dalam pesantren yang dibangun sejak 2011 itu yang bercita-cita untuk mencetak para pengusaha.

Sesuai ajaran Islam, KH. Marsudi Syuhud menyatakan pesantren ingin menyebarkan pesan tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Sehingga, para santri didorong agar bisa menjadi generasi pembayar zakat.
 Marsudi menyampaikan, Rasulullah SAW merupakan sosok teladan karena telah mulai berbisnis sejak usia belia. “Saat ini peluang wirausaha masih terbuka lebar. Jadi mari kita dorong untuk bisa berbisnis dan menjadi pembayar zakat,” ujar Kiai.

Standar negara maju, yaitu memiliki wirausahawan sebanyak minimal tujuh persen dari total warga negaranya. Singapura salah satu contoh negara tetangga paling terdekat yang sudah mencapai hal itu. Marsudi mengakui, jumlah wirausahawan di Indonesia baru mencapai 1,6 persen.

Pesantren tersebut pun kini tengah mengembangkan usaha reksa dana yang dinamai House of Brotherhood Fund. Upaya menggalang dana investasi tersebut kini sedang dalam tahap pengurusan berkas dan secepatnya akan diluncurkan. Kiai berharap, upaya tersebut bisa menjadi lapangan nyata untuk para santri karena bisa bertemu dengan professional yang menyuntikkan dana.
 
Dengan visi ekonomi yang mantap bukan berarti santri kehilangan sentuhan pesantren. Kegiatan pesantren pada umumnya tetap menjadi kurikulum dasar.

“Istighotsah dan membaca manaqib seperti ini adalah kekuatan untuk menghubungkan orang,” ujar Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini.

Saat ini, jumlah santri di Pesantren Ekonomi Darul Uchwah terbatas hanya sebanyak 200 orang karena keterbatasan ruang asrama. Kiai mengaku, pihaknya kini tengah berupaya mengembangkan pesantren tersebut untuk menampung lebih banyak santri.

Irham/Muhdi

KH. Marsudi SYuhud saat kedatangan tamu dari Malaysia

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top